Selasa, 30 Juni 2015

MAKALAH KANKER SERVIKS



TUGAS STUDI KASUS
FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI III
“KANKER SERVIKS”





OLEH:

NAMA              :      ANDI RASDIYANAH
NIM                :      70100112059
KELAS              :      FARMASI A



JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI  ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2015



 PENDAHULUAN
CARCINOMA CERVIKS

1.  Pengertian
   Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang bagian serviks atau leher rahim. Serviks berasal dari bahasa latin yang artinya leher. Serviks adalah organ yang menghubungkan rahim dan vagina. Serviks terbagi menjadi dua bagian, yaitu porsio supra vaginalis (leher rahim) dan porsio vaginalis (mulut rahim).
Serviks terdiri atas banyak jaringan ikat. Struktur ini dilapisi oleh epitel kelenjar selapis yang menghasilkan mucus di bagian dalam kanalis servikalis (endoserviks) dan epitel skuamosa berlapis pada bagian serviks yang terlihat dalam vagina (ektoserviks). Transisi antara epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi. Zona transformasi secara tipikal terdapat sedikit di dalam ostium eksterna (mulut luar) dari serviks.
Pada tahun 2005 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, penyakit tidak menular  merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dalam hal ini kanker sebagai penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Data lain dari Globocan tahun 2008, menunjukkan bahwa kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Dengan kejadian rata-rata 15 per 100.000 perempuan dan dengan jumlah kematian sebesar 7,8 % per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia.
2.  Etiologi
Sel kanker yang membelah secara abnormal dapat merusak tubuh. Potensi berawal ketika sel tunggal dalam jaringan mengalami transformasi, yaitu proses yang mengubah sel normal menjadi sel kanker. Sistem imun tubuh secara normal mengenali sel hasil transformasi tersebut kemudian sistem imun melakukan perlawanan dan menghancurkannya.
Namun, jika sistem imun kurang kebal, maka sel itu akan mungkin berproliferasi untuk membentuk tumor, yaitu gumpalan sel abnormal di dalam jaringan  yang masih normal. Jika sel abnormal ini tetap pada tempat asalnya, tumpukan itu disebut tumor jinak. Tumor jinak akan berubah menjadi tumor ganas jika dibiarkan. Tumor ganas akan merebak dan cukup merusak fungsi satu atau lebih organ. Seorang individu dengan tumor ganas dikatkan mengidap penyakit kanker. Penyebaran sel kanker diluar dari tempat asalnya disebut metastasis, dimana sel tumor ganas (kanker) tumbuh secara tidak terkontrol dan dapat menyebar ke jaringan disekitarnya dan melalui sistem peredaran ke bagian tubuh lainnya.
3.  Gejala
Gejala yang ditimbulkan dari kanker serviks tergantung pada tingkat pertumbuhan (stadium). Pada tahap dini sering tidak menimbulkan gejala sama sekali, kecuali keluhan akibat infeksi, seperti keputihan. Kadang ditemukan adanya pendarahan vagina di luar masa haid, keluhan sakit setelah bersenggama (hubungan seksual), dan infeksi pada saluran dan kandung kemih. Pada stadium lanjut mengakibatkan rasa sakit pada panggul, pendarahan yang mirip dengan air cucian daging dan berbau amis, nafsu makan hilang, berat badan menurun, anemia karena pendarahan, dan timbul vistula vesikovaginal atau fistula rektovaginal

4.  Pemeriksaan penujang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
a.    Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
µ       Normal
µ       Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
µ       Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
µ       Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
µ       Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).
b.    Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
c.    Kolposkopi  (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
d.    Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
e.    Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:
µ       Sistoskopi
µ        Rontgen dada
µ       Urografi intravena
µ       Sigmoidoskopi
µ        Skening tulang dan hati
µ       Barium enema.
µ       Servikografi
µ       Gineskopi
µ       Pap net ( pemeriksaan terkompuerisasi dengan hasil lebih sensitif )

7.  Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam dua tahun setelah timbul gejala. Pasien yang mengalami histerektomi dan memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi.Setelah histerektomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam dua tahun. 

SOAL STUDI KASUS CANCER CERVIKS

Profil pasien
Nama : ny.k
Usia : 66 tahun
Berat badan:149 kg
Tinggi badan 151 cm
Tanggal  MRS : 27 mei 2013
Alasan MRS : nyeriperut bagian bawah 1 bulan yang lalu, perut terasa kembung, keputihan 1 bulan yang lalu, pendarahan sedikit- sedikit sebelum keluar keputihan
Diagnose : ca cx IIIB pro ER-AFL+pro cisplatin I
Data pendukung
Tanggal 1 bulan 5 PA cervix biopsy = keratizing epidermal carcinoma
Tanggal 14 bulan 5 thorax = tak tampak proses metastate
Tanggal 22 bulan 5 USG abdomen = batu GB
                     Massa Cx
Tak tampak proses metastate diporaaorta dan hepar
Hepar/lien/GB/pankreas/ginjal ka-ki/uterus/adnexaka-ki tak TAK
tanggal 23 bulan 5 IVP = F. kedua ginjal dan ureter normal
tanggal 29 buln 5 = pasien tampak pendarahan setelah menerima kemoterapi.

DATA KLINIK DAN LABORATORIK

No
Data klinik
28/5
29/5
30/5
1
Kondisi umum
Cukup
Cukup
Cukup
2
TD
120/70
110/70
110/70
3
Nadi
88
84
84
4
Suhu
36
36,6
36,6
5
RR
18
20
20

Laboratory
Normal value
24/5
GDA
< 200 mg/dL
95
SGOT
< 38 U/L
22
SGPT
< 41 U/L
12
Creatinin
< 1,25 mg/dL
1,0
BUN
10-20 mg/dL
13
Albumin
3,8-4,4 mg/dL
3,1
Bilirubin direk
0,1-0,3 mg/dL

Bilirubin total
0,3-1,0 mg/dL

WBC
4,7-11,3 x 103/mm3
11,9
RBC
4,0-5,0 x 106/µL
4,69
Hb
11,4-15,1 g/dL
12,9
HCT
38-42 %
41,4
MCV
80,0-99,9 mm3
88,4
MCH
27-31 pg
27,6
MCHC
33-37 g/dL
31,2
LED
< 20

PLT
150-450x103/mm3
308
MPV
7,8-11,0 FI
5,80
APTT/control
30-40 s

PTT/control
60-70 s

Na
136-144 mmol/L
148
K
3,8-5,0 mmol/L
3,8
Cl
97-103 mmol/L
110
Ca
2,25-2,75 mmol/L



TERAPI

No
Jenis obat
Regimen dosis
Tanggal pemberian obat
Nama dagang/gen
28/5
29/5
30/5
1
Diet TKTP

ü   
ü   
K
2
Rob
1 x 1
ü   
ü   
R
3
Cisplatin 75 mg
90,27

ü   
S
4
Asam tranexamat
500 mg

ü   

5
Dexamethasone
2 amp

ü   

6
Ondansetron
8 mg

ü   

7
Mannitol
30 mg

ü   

8
MgSO4
1 g

ü   



0 komentar:

Posting Komentar