TUGAS STUDI KASUS
FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI
III
“KANKER SERVIKS”
OLEH:
NAMA : ANDI RASDIYANAH
KELAS : FARMASI
A
JURUSAN FARMASI FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2015
PENDAHULUAN
CARCINOMA CERVIKS
1.
Pengertian
Kanker serviks merupakan salah
satu jenis kanker yang menyerang bagian serviks atau leher rahim. Serviks
berasal dari bahasa latin yang artinya leher. Serviks adalah organ yang
menghubungkan rahim dan vagina. Serviks terbagi menjadi dua bagian, yaitu
porsio supra vaginalis (leher rahim) dan porsio vaginalis (mulut rahim).
Serviks terdiri atas banyak jaringan ikat. Struktur
ini dilapisi oleh epitel kelenjar selapis yang menghasilkan mucus di bagian
dalam kanalis servikalis (endoserviks) dan epitel skuamosa berlapis pada bagian
serviks yang terlihat dalam vagina (ektoserviks). Transisi antara epitel
kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi. Zona transformasi
secara tipikal terdapat sedikit di dalam ostium eksterna (mulut luar) dari
serviks.
Pada tahun 2005 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan, penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbanyak
di dunia, dalam hal ini kanker sebagai penyebab kematian nomor dua di dunia
setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Data lain dari Globocan tahun
2008, menunjukkan bahwa kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan
kedua setelah kanker payudara. Dengan kejadian rata-rata 15 per 100.000
perempuan dan dengan jumlah kematian sebesar 7,8 % per tahun dari seluruh
kanker pada perempuan di dunia.
2. Etiologi
Sel kanker yang
membelah secara abnormal dapat merusak tubuh. Potensi berawal ketika sel
tunggal dalam jaringan mengalami transformasi, yaitu proses yang mengubah sel
normal menjadi sel kanker. Sistem imun tubuh secara normal mengenali sel hasil
transformasi tersebut kemudian sistem imun melakukan perlawanan dan
menghancurkannya.
Namun, jika sistem
imun kurang kebal, maka sel itu akan mungkin berproliferasi untuk membentuk
tumor, yaitu gumpalan sel abnormal di dalam jaringan yang masih
normal. Jika sel abnormal ini tetap pada tempat asalnya, tumpukan itu disebut
tumor jinak. Tumor jinak akan berubah menjadi tumor ganas jika dibiarkan. Tumor
ganas akan merebak dan cukup merusak fungsi satu atau lebih organ. Seorang
individu dengan tumor ganas dikatkan mengidap penyakit kanker. Penyebaran sel
kanker diluar dari tempat asalnya disebut metastasis, dimana sel tumor ganas
(kanker) tumbuh secara tidak terkontrol dan dapat menyebar ke jaringan
disekitarnya dan melalui sistem peredaran ke bagian tubuh lainnya.
3.
Gejala
Gejala yang
ditimbulkan dari kanker serviks tergantung pada tingkat pertumbuhan (stadium).
Pada tahap dini sering tidak menimbulkan gejala sama sekali, kecuali keluhan
akibat infeksi, seperti keputihan. Kadang ditemukan adanya pendarahan vagina di
luar masa haid, keluhan sakit setelah bersenggama (hubungan seksual), dan
infeksi pada saluran dan kandung kemih. Pada stadium lanjut mengakibatkan rasa
sakit pada panggul, pendarahan yang mirip dengan air cucian daging dan berbau
amis, nafsu makan hilang, berat badan menurun, anemia karena pendarahan, dan
timbul vistula vesikovaginal atau fistula rektovaginal
4.
Pemeriksaan penujang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
a. Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi
sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak
terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai
lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual
atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara
teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil
yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan
stadium dari kanker serviks:
µ Normal
µ Displasia ringan (perubahan dini yang belum
bersifat ganas)
µ Displasia berat (perubahan lanjut yang belum
bersifat ganas)
µ Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada
lapisan serviks paling luar)
µ Kanker invasif (kanker telah menyebar ke
lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).
b.
Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan
panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear
menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
c.
Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan
lensa pembesar)
d.
Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel
yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal
warnanya menjadi putih atau kuning.
e.
Untuk
membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:
µ Sistoskopi
µ Rontgen dada
µ Urografi intravena
µ Sigmoidoskopi
µ Skening tulang dan hati
µ Barium enema.
µ
Servikografi
µ
Gineskopi
µ
Pap net ( pemeriksaan terkompuerisasi dengan hasil lebih
sensitif )
7. Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak diobati atau
tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam
dua tahun setelah timbul gejala. Pasien yang mengalami histerektomi dan
memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat
deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi.Setelah histerektomi radikal
terjadi 80% rekurensi dalam dua tahun.
SOAL STUDI KASUS CANCER CERVIKS
Profil pasien
Nama : ny.k
Usia : 66 tahun
Berat badan:149 kg
Tinggi badan 151 cm
Tanggal MRS : 27 mei 2013
Alasan MRS : nyeriperut
bagian bawah 1 bulan yang lalu, perut terasa kembung, keputihan 1 bulan yang
lalu, pendarahan sedikit- sedikit sebelum keluar keputihan
Diagnose : ca cx IIIB pro
ER-AFL+pro cisplatin I
Data pendukung
Tanggal 1 bulan 5 PA cervix
biopsy = keratizing epidermal carcinoma
Tanggal 14 bulan 5 thorax =
tak tampak proses metastate
Tanggal 22 bulan 5 USG
abdomen = batu GB
Massa Cx
Tak tampak proses metastate
diporaaorta dan hepar
Hepar/lien/GB/pankreas/ginjal
ka-ki/uterus/adnexaka-ki tak TAK
tanggal 23 bulan 5 IVP = F.
kedua ginjal dan ureter normal
tanggal 29 buln 5 = pasien
tampak pendarahan setelah menerima kemoterapi.
DATA KLINIK DAN LABORATORIK
No
|
Data klinik
|
28/5
|
29/5
|
30/5
|
1
|
Kondisi umum
|
Cukup
|
Cukup
|
Cukup
|
2
|
TD
|
120/70
|
110/70
|
110/70
|
3
|
Nadi
|
88
|
84
|
84
|
4
|
Suhu
|
36
|
36,6
|
36,6
|
5
|
RR
|
18
|
20
|
20
|
Laboratory
|
Normal value
|
24/5
|
GDA
|
< 200 mg/dL
|
95
|
SGOT
|
< 38 U/L
|
22
|
SGPT
|
< 41 U/L
|
12
|
Creatinin
|
< 1,25 mg/dL
|
1,0
|
BUN
|
10-20 mg/dL
|
13
|
Albumin
|
3,8-4,4 mg/dL
|
3,1
|
Bilirubin direk
|
0,1-0,3 mg/dL
|
|
Bilirubin total
|
0,3-1,0 mg/dL
|
|
WBC
|
4,7-11,3 x 103/mm3
|
11,9
|
RBC
|
4,0-5,0 x 106/µL
|
4,69
|
Hb
|
11,4-15,1 g/dL
|
12,9
|
HCT
|
38-42 %
|
41,4
|
MCV
|
80,0-99,9 mm3
|
88,4
|
MCH
|
27-31 pg
|
27,6
|
MCHC
|
33-37 g/dL
|
31,2
|
LED
|
< 20
|
|
PLT
|
150-450x103/mm3
|
308
|
MPV
|
7,8-11,0 FI
|
5,80
|
APTT/control
|
30-40 s
|
|
PTT/control
|
60-70 s
|
|
Na
|
136-144 mmol/L
|
148
|
K
|
3,8-5,0 mmol/L
|
3,8
|
Cl
|
97-103 mmol/L
|
110
|
Ca
|
2,25-2,75 mmol/L
|
TERAPI
No
|
Jenis obat
|
Regimen dosis
|
Tanggal pemberian obat
|
||
Nama dagang/gen
|
28/5
|
29/5
|
30/5
|
||
1
|
Diet TKTP
|
ü
|
ü
|
K
|
|
2
|
Rob
|
1 x 1
|
ü
|
ü
|
R
|
3
|
Cisplatin 75 mg
|
90,27
|
ü
|
S
|
|
4
|
Asam tranexamat
|
500 mg
|
ü
|
||
5
|
Dexamethasone
|
2 amp
|
ü
|
||
6
|
Ondansetron
|
8 mg
|
ü
|
||
7
|
Mannitol
|
30 mg
|
ü
|
||
8
|
MgSO4
|
1 g
|
ü
|
0 komentar:
Posting Komentar